Di tengah hiruk pikuk carut marut keadaan negeri saat ini, aku ingin sedikit meluapkan perasaan di dalam mediumku yang aku anggap tidak banyak pembacanya.
15 bulan sudah mamaku pergi meninggalkan dunia.
Ah begini ya rasanya tidak punya orangtua.
Tidak ada panggilan video berjam-jam di pagi buta atau tengah malam, hanya untuk bertukar cerita dan saling menatap sampai nanti ada yang ketiduran duluan.
Tidak ada panggilan telepon hanya untuk aku berkeluh "Ma, capek banget deh Kakak hari ini".
Tidak ada notifikasi obrolan yang isinya menanyakan kabarku, menanyakan kegiatanku, atau sekedar menanyakan "Kakak lagi dimana sayang?".
Ah begini ya rasanya tidak punya orangtua.
Tidak ada yang penuh semangat bercerita kepadaku tentang perjalanannya minggu lalu, bersama rombongan baru, ke tempat yang baru pertama ia tuju.
Tidak ada yang penuh semangat mengajakku safar untuk menikmati keindahan alam dan mensyukuri nikmat yang telah Allah berikan.
Tidak ada yang penuh semangat menjelaskan kepadaku rencananya selepas pensiun. Ingin jalan-jalan keliling Indonesia. Ingin punya travel. Ingin pergi haji. Ingin pergi umrah bersama anak dan cucu.
Ah begini ya ternyata rasanya tidak punya orangtua.
Tiada sumber doa mustajab untukku,
yang mulutnya selalu basah mendoakan aku dan keluargaku,
yang mulutnya selalu basah mendokan adikku dan masa depannya.
Ah begini ya rasanya tidak punya orangtua.
Aku masih punya satu tapi rasa nyamannya aku hanya ingat samar-samar.
Usaha berbakti kepada yang tinggal satu tapi lucu juga ya rasanya.
Sedarah tapi canggung.
Ingin dekat tapi berjarak.
Aku tetap sayang, tetap hormat, karena kata Mama tidak boleh aku benci kepada orang yang membuat aku ada. Tidak boleh aku durhaka karena dosa ganjarannya.
Tidak apa, kata Mama harus baik, harus tetap berbakti, harus sabar, harus ikhlas. Nanti Allah ganti dengan pahala berkali-kali lipat.
Ah begini ya rasanya tidak ada lagi Mama.
Jika sudah tiba waktunya, semoga Allah izinkan kita untuk bertemu lagi ya Ma. Kakak kangen banget sama Mama❤️
No comments:
Post a Comment