Monday, September 4, 2017

Prologue

Saat sedang berkutat dengan laptop kantor dan melakukan pekerjaan, tiba-tiba saja menemukan sebuah file berisi prolog perpisahan Divisi Eksternal Hima Humas 2014. Diri ini merasa adalah hal penting bagiku untuk membagikannya dalam tulisan ini. Entah mengapa hal ini seperti membangkitkan memori lama tentang tiga tahun yang lalu saat jiwa masih belia dan raga masih bersemangat menjalankan kegiatan-kegiatan di kampus, aktif aku menyebutnya. Izinkan aku membagikan prolog perpisahan yang ku tuliskan dari hati pada November 2014 silam. Aku membagikan ini karena saat demisioner dulu tidak sempat membacakannya. Maklum lah karena sedikitnya waktu yang ada sehingga prolog perpisahan hanya dibacakan oleh Kahim dan Wakahimku saja.
Mengenang sesuatu yang indah di kenang tidak ada salahnya selama tidak meratap bukan?






DIVISI EKSTERNAL
HIMA HUMAS FIKOM UNPAD 2014

Kepala Divisi                                        
Syahidatia Chairunissa Aulia 210110110207

Kepala Bagian                                               
  •          Mahasiswa dan Advokasi                 Nindita Shafira Jumantara    210110110167
  •         Beasiswa dan Kesempatan Kerja    Christin Vivian P Marbun      210110110102
  •          Sosial Kemasyarakatan                    Kevin Kurnia Gumilang         210110110163


Job Description :
  1. Menjaga dan membina hubungan baik yang berkesinambungan antara Hima Humas dengan publik eksternal Hima Humas baik Lembaga Kemahasiswaan, Perusahaan, ataupun Organisasi lainnya. 
  2. Memperkenalkan Hima Humas Fikom Unpad di masyarakat luas melalui aktivitas/kegiatan sosial sehingga menciptakan citra positif Hima Humas Fikom Unpad di mata masyarakat. Khususnya dalam bidang sosial.
  3. Mencari dan memberikan informasi mengenai beasiswa dan info lowongan pekerjaan yang nantinya akan didistribusika ke Divisi Media untuk disebarluaskan melalui akun media sosial yang dimiliki Hima Humas.
  4. Menambah, memperbarui, dan meng-up date database Lembaga Kemahasiswaan lain baik di dalam maupun di luar Fikom Unpad serta up-date database perusahaan-perusahaan.


Program Kerja           :
a.       Bagian Mahasiswa dan Advokasi :
1.      Ramadhan With PR Family
2.      Menghadiri dan menerima kunjungan
3.      Up-date database Lembaga Kemahasiswaan
  
b.      Bagian Beasiswa dan Kesempatan Kerja :
1.      Roadshow Cari Wajah Femina 2014
2.      Job and Scholarship Fair 2014
3.      Up-date database Perusahaan

c.       Bagian Sosial Kemasyarakatan :
1.      Maroon Berbagi
2.      Maroon Peduli

PROLOG
Assalamualaikum Wr. Wb,
            Perkenalkan, saya Syahidatia Chairunissa Aulia dengan NPM 210110110207. Saya dipercaya oleh Kahim terpilih yaitu Aji Zul Hakim menjadi Kepala Divisi Eksternal Hima Humas periode kepengurusan 2014 untuk dapat menahkodai Divisi Eksternal menuju reputasi Hima Humas yang lebih baik lagi di mata publik eksternalnya. Mempertahankan eksistensi himpunan kami dan menjalin hubungan baik yang berkesinambungan bukanlah sesuatu yang mudah, apalagi dengan singkatnya waktu kepengurusan yang kami alami. Ya, delapan bulan masa kepengurusan.
Sebelumnya saya bersama-sama dengan Aji dan Collins bersaing secara sehat untuk dapat menjadi Ketua Hima Humas perioode 2014, amanah tidak salah tempat karena akhirnya terpilihlah Aji menjadi Kahim dan ia pun “meminang “ saya dan mempercayakan saya sebagai Kadiv Eksternal periode 2014. Tidak perlu waktu yang lama bagi saya untuk berfikir mengenai penawaran yang diberikan Aji kepada saya, karena di kepengurusan sebelumnya saya adalah anggota dari Divisi Eksternal itu sendiri. Peran ini memang tidak mudah, dan saya sudah mengantongi nama-nama ideal yang saya inginkan untuk menjadi Kabag di divisi ini. Alhamdulillah, entah konspirasi semesta atau kah memang visi dan misi kami yang sama, nama-nama yang saya ajukan sebagai Kabag Beswan, Sosmas, dan MA sama persis dengan nama-nama yang diajukan oleh Aji (Kahim) dan Collins (Wakahim). Sehingga keyakinan tersebut semakin tertanam karena kami tahu bahwa merekalah orang yang tepat: Shafira, Vivin, dan Kevin.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas bahwa saya tidak sendiri dalam memimpin divisi ini. Dibantu oleh ketiga rekan saya yang sungguh luar biasa, pekerjaan yang tadinya dirasa tidak mudah menjadi menyenangkan ketika dikerjakan dan dilaksanakan. Mereka adalah Nindita Shafira Jumantara atau yang biasa dipanggil anak-anak dengan panggilan “Sapi”, si pintar yang tegas dan taktis ini dipercaya sebagai Kepala Bagian Mahasiswa dan Advokasi. Selanjutnya ada Christin Vivian Paramita Marbun atau biasa dipanggil Vivin, si cantik yang lembut, tegas, dan visioner ini diberi kepercayaan sebagai Kepala Bagian Beasiswa dan Kesempatan Kerja. Dan terakhir ada pria yang paling tampan di ranah divisi eksternal, Kevin Kurnia Gumilang, si aktivis berjiwa sosial tinggi yang dipercaya menjadi Kepala Bagian Sosial Kemasyarakatan. 4 dari 20, sejak awal saya percaya bahwa ini adalah tim yang hebat karena mereka semua hebat dan sangat kompeten di bidangnya masing-masing.
Menjalankan proker, peran, dan fungsi dari Divisi Eksternal tidaklah kami kerjakan hanya berempat saja, dibantu oleh 16 rekan-rekan pengurus inti lainnya baik Kahim, Wakahim, Bendahara, Kadiv, dan Kabag yang senantiasa mendukung, membantu, dan memberikan masukan untuk Divisi Eksternal. Tidak hanya ke-16 manusia hebat itu saja, ada 62 orang teman-teman 2012 yang akhirnya bergabung ke dalam divisi ini. Ya, 62 bukanlah jumlah yang sedikit untuk suatu divisi di dalam kepengurusan. Saya terkejut pada awalnya, karena di setiap bagian di Divisi Eksternal beranggotakan rata-rata dua puluh orang per bagian. Melihat dari jumlah program kerja yang akan dikerjakan oleh Divisi Eksternal dengan jumlah anggota yang dimiliki serta perbandingan dengan waktu kepengurusan yang lebih singkat dari sebelumnya, bukanlah perkara mudah untuk dapat merangkul semua anggota di setiap bagian. Inilah tantangan bagi saya dan ketiga rekan saya diawal kepengurusan ini. “Kak Sahe, tolong 60 plus plus anaknya jangan sampai keteteran”, pernyataan semacam itulah yang sering saya dengar ketika orang-orang tahu tentang jumlah anggota yang dimiliki oleh Divisi Eksternal.
Saya tidak mengabaikan perkataan itu, dan dengan ketiga rekan saya kami melakukan pendekatan dengan teman-teman 2012. Tentunya ada treatment berbeda yang dilakukan setiap Kabag dalam menghadapi anggota-anggotanya. Tetapi kami tetap harus maksimal dan produktif agar dapat melaksanakan program kerja yang sudah disusun dan dijadwalkan sesuai timeline Hima Humas. Di awal kepengurusan Aji, saya bangga dengan ritme kerja yang ada di Divisi Eksternal. Dimulai dengan proker Ramadhan With PR Family dari bagian Mahasiswa dan Advokasi yang menjadi proker pembuka Hima Humas, di acara ini juga terdapat agenda pengaktifan kembali Perhumas Muda Bandung. Tepat esok harinya, dilaksanakan proker Maroon Berbagi yang merupakan proker dari bagian Sosial Kemasyarakatan. Disini kami melakukan kegiatan sosial dengan cara berbagi rejeki dengan karyawan di Fikom Unpad di bulan Ramadhan. Jelang satu bulan kemudian, dilaksanakan acara Cari Wajah Femina 2014 yang merupakan proker dari bagian Beasiswa dan Kesempatan Kerja. Di dalam acara ini kami bekerja sama dengan pihak Femina. Ada kebanggan tersendiri yang saya rasakan, di mana ketiga bagian yang ada di Divisi Eksternal melaksanakan program kerja pertamanya, dan juga menjadi program kerja perdana di kepengurusan ini.
Memang tidak seperti biasanya yang mana Divisi Eksternal memiliki banyak program kerja besar, di kepengurusan ini hanya ada beberapa proker berbentuk/berwujud yang dilaksanakan divisi ini. Sisanya, Eksternal bekerja sebagai divisi penopang untuk keberlangsungan acara yang menjadi hajatan besar Hima Humas kepengurusan 2014, The 3rd Padjadjaran PR Fair (PPRF). Di PPRF ini diselipkan dua proker eksternal dari dua bagian yang berbeda untuk tergabung dalam rangkaian PPRF yaitu Job and Scholarsip Fair dari bagian Beswan, dan Maroon Peduli dari bagian Sosmas. PPRF membuat Hima Humas menjadi sangat produktif, termasuk Eksternal di dalamnya. Bagian Mahasiswa dan Advokasi bertugas menjadi Humas dan Media Partner di PPRF, Bagian Beasiswa dan Kesempatan Kerja bertugas menjadi Sponsorship PPRF dan bertanggung jawab atas acara Job and Scholarship Fair, Bagian Sosial Kemasyarakatan bertanggung jawab atas keberlangsungan acara Awarding and Charity Night PPRF serta acara sosial Maroon Peduli. Sungguh, saya sangat bangga dengan apa yang telah dilakukan oleh teman-teman di Divisi Eksternal Hima Humas 2014. Kalian benar-benar menunjukan integritas dan profesionalitas. Memang, dalam setiap organisasi pasti ada 20% yang kurang berkontribusi penuh dari pada yang lainnya. Tapi saya tahu bahwa kalian hebat dan tetap mengharumkan nama Hima Humas diluar sana melalui cara yang berbeda.
Terima kasih saya ucapkan teruntuk tiga orang hebat, pintar, cerdas, penyabar, penyayang, legowo, cantik, ganteng, lawak, baper, dan tidak bisa dideskripsikan lagi, yaitu: Shafira Kabag MA ku, Vivin Kabag Beswan ku, dan Kevin Kabag Sosmasku. Terima kasih karena kalian telah menjadi Kabag luar biasa yang menjadi contoh baik dan panutan untuk adik-adiknya, terima kasih telah merangkul mereka dan atas kerjasama serta koordinasi kita bersama selama delapan bulan kepengurusan ini. Sahe sayang kalian semua. Terima kasih sebesar-besarnya untuk pengurus inti Hima Humas Fikom Unpad 2014 lainnya atas kerjasama, koordinasi, rapat, celotehan, curhatan, obrolan, pembelajaran, dan lainnya yang telah kalian berikan selama delapan bulan kepengurusan ini. Delapan bulan memang waktu yang singkat, tetapi kekeluargaan ini tidak akan hilang dan berlalu cepat. Terimakasih Aji Zul Hakim, Collins Jonathan Sihite, Susi Sirait, Intan Chairunisha, Larissa Nabila, Yeni Bela Pramadita, Reisha Oktaviany, Yoga Wiratama, Natasha Agatha, Siti Rabiah Nur Aisyah, Tiara Falah Ramdhani, Christyo Damarjati, Hanifa Rizka Ramadhanti, Gessa Pribudi, Ichwan Nur Arifin, dan Nia Garneta. Terimakasih penitiku, kalian telah menorehkan cerita singkat yang tidak instan. Semoga pertemanan ini tidak hanya sebatas pertemanan organisasi saja.
Terima kasih terakhir teruntuk 60 plus-plus orang yang tidak terduga telah merubah hari saya tanpa disengaja.  62 orang ini, mereka lah individu-individu hebat yang sangat kompeten di bidangnya dan dapat menjalankan perannya dengan sangat baik. Mereka yang mau belajar tanpa hanya mengejar eksis belaka, mereka yang jumlahnya massive dengan karakter diri yang sangat beragam, mereka yang tidak dapat diprediksi hanya dari tampilannya saja, mereka yang selalu bersemangat, mereka yang terdiri dari ragam pertemanan yang berbeda-beda, mereka yang bisa memberikan celotehan hanya karena perkataan mereka yang “cablak”, mereka yang membuat saya selalu berusaha menghafal masing-masing nama dari setiap individu yang ada di divisi ini, mereka yang sangat aktif di berbagai organisasi, mereka yang kreatif dengan networking yang tidak perlu diragukan lagi, mereka yang memiliki bakat-bakat yang dapat menunjang eksistensi diri, mereka yang pendiam tapi kerja taktis, mereka yang selalu bekerja ikhlas, mereka yang bekerja dengan profesional, mereka yang ketika diberikan pekerjaan dapat dengan tuntas dilaksanakan, mereka yang membuat saya selalu bangga berada di kepengurusan ini, mereka yang menyebarkan nama baik Hima Humas ke penjuru Lembaga Kemahasiswaan lain, mereka yang membuat nama Hima Humas positif di mata perusahaan atau lembaga, mereka yang membuat Hima Humas dikenal baik dikalangan masyarakat Jatinangor dan sekitarnya, mereka yang kami sebut sebagai “Humas” nya Hima Humas, mereka yang kami sebut sebagai “Marcomm” nya Hima Humas, mereka yang kami sebut sebagai “CSR” nya Hima Humas, mereka yang bersama-sama sudah membangun reputasi Hima Humas “as sexy as possible”, mereka yang menanamkan prinsip Eksis dan Terkenal, merekalah keluarga yang saya banggakan: Divisi Eksternal Hima Humas 2014.
Menjadi bagian dari kepengurusan Hima Humas 2014 merupakan pengalaman berharga yang tidak terlupakan, terutama menjadi bagian dari Pengurus Inti Hima Humas 2014. Banyak kenangan dan pembelajaran yang saya dapatkan. Ini bukan tentang jabatan apa yang kita dapatkan, ini tentang apa yang akan kita lakukan untuk himpunan kita tercinta. Menjadi Kadiv merupakan kesempatan di hidup saya yang memiliki banyak manfaat dalam hidup saya. Maafkan jika saya dirasa kurang dalam memimpin divisi ini, saya mohon maaf jika saya melakukan kesalahan dan semoga kesalahan tersebut bisa diperbaiki di kepengurusan mendatang dan jika saya telah melakukan sesuatu yang benar semoga itu bisa dipertahankan. Jangan berhenti berkarya dan janganlah kita membatasi diri dari apa yang belum pernah kita coba untuk lakukan. Jadikan ini semua sebagai pembelajaran dan penghargaan untuk diri kita masing-masing. Kalian semua adalah senyum keceriaan untuk saya.
SALAM EKSTERNAL! EKSIS DAN TERKENAL!



Jatinangor, November 2014

Syahidatia Chairunissa Aulia
210110110207

Thursday, August 31, 2017

Missing home.

Sudah beberapa bulan belakangan ini, rindu menjadi makananku sehari-hari.
Merindu menjadi kegiatanku setiap saat.
Menangis diam-diam juga menjadi hobiku kadang-kadang.
Sedikit lembek dan rapuh memang kedengarannya. Tapi apa daya, kenyataannya memang seperti itu.

Aku tidak ingin berkeluh, aku tidak ingin marah.
Tapi kalau kadang aku bingung sampai tidak tahu harus cerita ke siapa itu wajar kan?

Aku sudah menikah. Kurang lebih baru lima bulan usia pernikahanku.
Adalah wajar jika aku masih sering merindukan rumah karena nyatanya saat ini aku tinggal bersama orangtua suamiku karena aku ikut suamiku tinggal di sana. Sebenarnya kami sudah memiliki rumah pribadi sendiri yang letaknya berada persis di samping rumah orangtua suamiku. Namun karena satu dan lain hal, kami masih menempati rumah mertuaku sampai sekarang.

Adaptasi.
Mungkin itu kuncinya.
Orangtua suamiku, yang aku sebut Mamah dan Bapak mertua adalah orangtua yang sangat baik dan lembut hatinya. Aku sangat menyayangi mereka, dan mereka memerlakukanku layaknya aku anak kandung mereka sendiri. Tak ada keluh kesah dari diriku untuk mereka. Doa dan kasih sayangku tulus bagi mereka berdua yang kini ku sebut mereka orangtuaku juga.
Adik iparku juga sangat jenaka dan pandai menghidupkan suasana. Keinginanku untuk memiliki adik perempuan akhirnya terwujud dengan adanya adik-adik iparku yang berjumlah tiga orang, semuanya perempuan. Maklum, aku hanya memiliki adik kandung laki-laki seorang. Dia jagoanku yang paling aku sayang.

Banyak yang aku pikirkan saat aku jauh dari rumah, terlalu banyak. Hal itu didominasi oleh pikiranku tentang Ibu kandungku dan Adik kandungku. Aku panggil mereka dengan lembut dan kasih sayang, Mama dan Adek.
Saking banyaknya aku sampai tidak tahu harus berkata apa setiap ada yang bertanya "memang ada apa? ada masalah apa? apa yang kamu pikirkan?"
Sesulit itu aku mengeluarkan kata-kata untuk menyampaikan apa yang aku pikirkan, aku rasakan, aku inginkan. Akhirnya hanya perkataan "Oh, gapapa kok. Ga ada apa-apa, ga kenapa-napa" ujarku setiap saat. Padahal nyatanya? Iya, ada apa-apa. Iya, aku kenapa-kenapa.

Kedeketanku dengan Mamaku sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Tidak ada jurang tanda tanya, tidak ada titik, tidak ada koma, tidak ada spasi. Ibaratnya aku dan mama adalah rangkaian huruf berbeda yang melengkapi kata-kata. Menyatu, seirama, berarti, dan bermakna.
Jika terpisah jarak? Raga bagaikan pincang. Bagai kapal tanpa nahkoda, terombang-ambing. Terlalu egois aku untuk bicara seperti itu karena sebenarnya setelah menikah separuh diriku telah dilengkapi oleh suami tercintaku. Namun tetap saja saat ini aku sedang membahas adaptasi dan rindu.

Mamaku seorang wanita karir dengan status sendiri. Iya, semenjak berpisah dengan Papaku 20 tahun yang lalu, Mama menjadi tulang punggung keluarga yang menghidupi Nenek, Aku, Adekku, dan Mama sendiri. Terbayangkan betapa dekatnya aku dengan Mama?
Dekat sekali karena Mama memiliki figur ayah dan Ibu yang aku butuhkan. Mama lebih dari seorang Ibu, ia teman, ia partner, ia guru, dan ia penasihatku. Maha Suci Allah SWT yang telah menitipkanku kepada Mama.
Nenekku telah tiada sejak taun 2004. Sejak saat itu sampai 2017 Aku, Mama, dan Adek hidup damai bertiga. Semua selalu kami lakukan bertiga. Tidur bertiga, makan bertiga, travelling bertiga, jalan bertiga, bahkan sampai makan indomie rebus dimasak satu yang makan bertiga. Seperti itulah Aku dan Adek dibesarkan. Ditanami rasa memiliki dan kekeluargaan yang begitu erat, aku selalu berfikir bahwa hidupku untuk bertiga, mimpiku untuk bertiga, sumber bahagiaku untuk bertiga. Aku lebih memilih untuk ngebolang atau sekedar ikutan open trip dengan orang asing tapi ada Mama dan Adek di dalamnya daripada liburan terencana dengan teman-teman satu geng yang ku punya. Aku lebih memilih makan nasi padang dengan kepala ikan kakap satu bungkus bertiga Mama dan Adek daripada harus pergi jalan-jalan fancy bersama teman-taman pun pacar.
Yaa, sangat wajar jika aku berkata bahwa semasa lajangku Mama dan Adek adalah prioritas utama dalam hidupku.

2017.
Bulan Maret lalu aku menikah dengan lelaki pilihanku yang telah diridhoi dan direstui olah Mama dan Papa. Aku menikah dengan lelaki yang namanya selalu aku sebut dan aku pinta kepada Allah SWT. Aku sadar dan aku tahu jika sudah menikah kewajibanku, tanggung jawabku, dosaku, semuanya berpindah. Aku tahu aku memiliki prioritas utama yang lain sekarang. Aku tahu aku harus patuh kepada suamiku, dan harus mendengarkan perkataan suamiku lebih utama dibanding Mama. Aku tahu itu, aku paham itu.
Di tahun ini juga Adikku tamat dari Sekolah Menengan Atas. Adek tamat SMA dan alhamdulillah sekarang dia diterima di Teknik Geologi Universitas Dipenogoro, Semarang. Maka di tahun ini juga Adek resmi menjadi anak rantau Jakarta-Semarang. Aku sangat bangga kepadanya, pun juga Mama yang sangat bangga tapi aku tahu dia juga merasa hampa ditinggal sementara oleh si bungsu setelah si sulung meninggalkannya karena menikah.
Adekku resmi merantau, aku sudah tinggal tidak di Jakarta melainkan Bekasi. Kami berdua jauh secara fisik berjauhan dengan perempuan yang derajatnya paling tinggi di kehidupan kami masing-masing. Kami yang biasa bertiga akhirnya harus menjalani realita yang kadang tidak sempat terpikirkan, realita bahwa si sulung dan si bungsu akan beranjak dewasa dan pergi meninggalkan Ibunda. Dahulu, aku dan Adek selalu berdebat memperebutkan Mama untuk tinggal bersama siapa. Ada haru biru dan binar bahagia setiap mama melihat kami memperdebatkan ia, merebutkan Mama untuk tinggal bersama kami masing-masing. Selalu percakapan "Pokoknya nanti Mama tinggal sama Kakak yaa Ma", dan "Engga, pokoknya tinggal sama Adek" sembari tertawa kami bertiga.
Aku tidak menyangka bahwa waktu cepat berjalan.

Saat ini Mama sendiri. Sendiri di rumah yang tidak besar. Memang tidak besar tapi rasa begitu hampa, kosong, sendu. Keseharian Mamaku saat tidak ada Aku dan Adikku yang menemani adalah: Bangun jam 3 pagi untuk sholat malam, lalu sholat subuh, mandi, berangkat kerja, sholat dhuha dzuhur ashar, pulang kerja, nonton tv, sholat maghrib, nonton tv, sholat isya, tidur. Diulangi setiap hari. Apa perasaanku?? SEDIH, ia aku sedih. Aku menangis. Aku tahu Mama tidak mungkin bisa selamanya sendiri walau aku tahu dia sanggup. Aku yang tidak sanggup melihat Mama sendiri padahal jarak Bekasi dan Matraman tidak sejauh itu. Namun aku juga sadar bahwa tidak mungkin aku bisa meninggalkan rumah jika tanpa restu suamiku. Aku tahu Mama sangat senang yang namanya jalan-jalan, dan semasa lajangku aku lah yang menjadi orang yang setia menemani Mama kemanapun pergi. Pergi nya Mama dan Aku tidak pernah mengeluarkan uang banyak seperti yang disangka orang-orang. Mama dan Aku bisa hanya bermodalkan e-money masing-masing dan uang di dompet alakadarnya, kita berdua pergi naik Commuter Line menuju Bogor dari Stasiun terdekat dari rumah untuk menyantap baso disana. Random. Mungkin orang melihatnya sedikit rempong, tapi itu quality time kami. Bukan melihat rempongnya tapi isi pembicaraan, pelukan, canda, yang kami hasilkan berdua selama perjalanan. Menikmati waktu bersama lah bahasanya.
Tetapi untuk saat ini mohon maafkan Kakak Ma, Kakak sering tidak bisa. Kakak sedang beradaptasi. Mama juga beradaptasi yaa, pun Adek juga.

Berbicara tentang adaptasi, aku kadang merasa iri.
Entah ini benar terjadi atau hanya ungapan pikiran dan hati.
Kadang aku merasa aku sudah sangat berupaya untuk beradaptasi dengan suamiku. Aku dekati keluarganya, aku dekati keluarga besarnya, aku sudah menganggap mereka adalah keluarga besar kandung karena kenyataanyya memang harus seperti itu. Aku ikuti cara mereka menjalani hidup, aku ikuti cara mereka bercanda, aku belajar dari mereka , aku turuti kemauannya. Bahasanya, aku sudah sangat berusaha untuk blend in dan alhamdulillah mereka dangat welcome kepadaku.

Namun apa yang aku rasa dari pasanganku kadang berbeda. Terlihat seperti mengeluh aku yaa, tapi apa yang dia sikapi kadang bisa bikin hati meringis memang. Dia sangat sayang keluargaku, dia bersikap baik kepada keluargaku. Namun kadang ia lupa bahwa keluarga besarku punya cara dan budaya yang ia harus beradaptasi dengannya. Aku merasa ini kadang ga adil.
Contoh sederhana seperti aku selalu berusaha mengikuti semua acara yang dilakukan keluarga besarnya. Namun sebaliknya, ada rasa ogah atau mager bagi dia jika harus mengikuti acara keluarga besarku yang notabene rutin dilakukan setiap bulan.
Iya, Nenek ku memang mengajarkan kami bahwa antar sepupu kakak beradik harus mempunyai rasa memiliki yang erat. Wajar jika arisan keluarga diadakan setiap bulan, wajar jika liburan keluarga besar bisa dilaksanakan tiga bulan sekali, dan wajar jika setiap seminggu atau dua minggu sekali keluargaku saling bertamu hanya untuk haha hihi melepas rindu. Karena persepupuan kami sudah terasa sangat kandung. Family sticks together kan?
Itu yang masih kurang dirasakan oleh pasanganku. Kurang peka menurutku.
Aku tahu dia memang malas untuk pergi meninggalkan rumah, aku tahu dan sangat tahu itu. Aku tahu ia bukan orang yang semangat kalau untuk berpergian apalagi berpergian jauh, aku tahu itu dan sangat tahu itu. Namun aku juga tidak ingin suamiku dianggap tidak mau berbaur, aku tidak mau.
Manusia memang jauh dari sempurna, suamiku juga, terlebih pun aku yang sangat jauh dari sempurna.
Tapi jika ketidaksempurnaan itu bisa kita adaptasikan akan menjadi lebih indah kan?


Maafkan yaa Mas. Aku masih adaptasi, Mas juga harus.

Thursday, June 1, 2017

Questions That Always Popped Up in My Mind

Am wondering. Am questioning really simple questions to answer...

"Are you really happy, Sahe? Are you alive?"


Answer:
".....?....."

Friday, January 27, 2017

Insecure

"The truth is, unless you let go, unless you forgive yourself, unless you forgive the situation, unless you realize that the situation is over, you cannot move forward." -Steve Maraboli

"The only thing a person can ever really do is keep moving forward. Take that big leap forward without hesitation, without once looking back. Simply forget the past and forge toward the future." - Alyson Noel



No, it doesn't mean I can't move on yet from my ex, from my past love story with him. I have let him go. He has move on, so do I. He has a new life, and I have mine. He is as happy as I am to moving forward with our life. And please....................it has been years and years after our breakup.
Alhamdulillah kejadian beberapa tahun yang lalu dapat menjadi pelajaran bagi kami masing-masing dalam menjalani kehidupan khususnya hubungan percintaan dengan pasangan kami masing-masing.

Jadi, kenapa sih tiba-tiba ngomongin insecurity begini? Ada apa Sahe? Ga move on yaa? NOPE. Bener deh bukan ngomongin masalah permantanan yang gue miliki atau apa, tapi.......... yaa emang sebenarnya ada kaitannya dengan mantan sih. Mantan pacar kek, mantan gebetan kek, mantan apakek gitu hahaha. The benefit of having a blog gitu yaa bisa curhat gitu dan InsyaAllah ga dibaca kecuali ada yang iseng ahahaha.

Okay.
As you guys know, I will get married in 2 months. (OH MY GOD TIME FLIES SOOOOOO FAST). yasss #SaheAdibHalal2017 akan kejadian ntar InsyaAllah di bulan Maret ini hehehehehe.

Nah bener kata orang sih yaa yang katanya kalau orang mau menikah itu ada aja cobaan dan godaan yang menghampiri si pasangan calon pengantin sebagai tanda mereka sedang diuji. Beberapa waktu belakangan ini, yaa kira-kira abis tahun baru gitu lah yaa, tiba-tiba gue lagi aktif lagi di twitter. Pas gue liat-liat, ternyata banyak juga yang masih main twitter, terus berkeluh kesah, rada curhat, dengan harapan tidak ada yang baca karena "kan orang udah ga mainan twitter sekarang" hahaha.
Jadi aja gue ikutan orang-orang untuk tetap aktif memberikan kicauan di media sosial tersebut sampai akhirnya isengnya gue muncul............Yup. Gue iseng banget kepoin twitter tunangan aka fiance aka calon suami aka calon imam gue hahaha terus...............you know lah. Kebiasaan banget kan memang seorang perempuan tuh yaa ga akan jauh-jauh sama yang namanya cemburu. Bahaya banget gaesss~

Gue mulai mengetikan nama pasangan gue dengan mantannya, mantan gebetannya, mantan kecengannya, dan mantan-mantan lainnya di fitur pencarian di Twitter. Alhasil didapatkanlah kicauan-kicauan jaman duluuuuu banget, jaman tahunjebot, jaman masih labil-labilnya, jaman Twitter masih sangat aktif digunakan hampir setiap remaja Indonesia, jaman pacaran masih di sosmed, dan jelas adalah jaman di mana dia dan gue bahkan belum saling tahu dan saling kenal.
Simple sih sesungguhnya. He has a past, I have a past. Impas. Harusnya gitu sih yaa.. Tap yang namanya cewe, ada aja lah sesuatu ga jelas yang sudah terlalu lama terjadi untuk dijadikan bahan cengan, bahan buat cemburu, bahan obrolan ga penting, bahan yang sebenarnya udah sangat useless dan ga guna untuk dibahas lagi.
Knowing Every Particular Object alias Kepo memang sebahaya itu, semakan hati itu, semenguras waktu dan pikiran itu, dan menghasilkan hasil yang senihil itu. Gue actually udah paham banget teorinya, kalo disuruh nasihati orang udah bisa lah ceritanya. Tapi praktiknya? Tetep weh, kepo.

Dari kekepoan ga jelas yang mewujudkan emosi dan rasa cemburu tak beralasan inilah yang akhirnya memunculkan perasaan insecure pada diri gue sendiri.

"Am I pretty enough to make him fall in love with me?"
"Am I skinny enough to make him stay with me?"
"Am I smart enough to be his life partner?"
"Am I religious enough to be his wife?"
"Am I good enough for him?"
"Am I?"

Etcetra etcetra etcetra...

Mungkin ini yang dinamakan takut kehilangan. Gue insecure karena gue takut kehilangan dia. Gue takut kehilangan yang akhirnya membuat diri gue mulai membandingnkan diri ini dengan perempuan lainnya, yang sebenarnya ga akan ada habis dan kelarnya juga. Adanya cuma kesel lah, ga pernah puas lah, ngeluh lah, cemburu lah. nonsense banget, useless parah. Padahal kita semua tau kan everyone is different. Semua orang itu beda-beda dan pastinya mereka memiliki keunikan, kelebihan, dan kekurangannya masing-masing yang ga akan ada duplikatnya. Ini yang membuat kita sebagai manusia bisa jadi seunik itu antara satu dengan lainnya. Gue tau itu banget, tapi tetep aja insecure. Mungkin syndrome karena mau dipinang kali ya.....enggadeng cande he he maaf.

Okedeh, gitu dulu aja gue curhatnya. Sekarang mah fokus berbenah diri, ngurusin badan, ngurusin muka, perdalam ilmu agama, belajar masak, belajar sabar, mematangkan diri supaya siap menyandang status jadi istri orang nantinya HAHA (iyain aja).
Gue juga sudah hutang cerita dari beberapa tahun yang lalu tentang bagaimana gue bisa ketemu calon suami gue sekarang, dan InsyaAllah kalo urusan udah ga rempita gue pasti akan curhati di mari. Bye!



Love,
Sahe Aulia

Monday, January 2, 2017

Welcoming 2017

Hoaaaaaa ga kerasa banget udah tiga tahun hiatus dari percurhatan dunia maya. Dan ga kerasa juga udah terlalu banyak hal yang dilewatin selama hampir tiga tahun ga curhat disini.

Okay sebagai rangka menyambut 2017, here's to sum up my 2016:
  • Graduated from college. Oh yeah, finally got my bachelor degree after 5 years struggling in Jatinangor HAHA! Alhamdulillah dilancarkan dari sidang kolokium di awal bulan Agustus, ga sampe seminggu langsung sidang skripsi, dan Alhamdulillah kebagian wisuda di bulan November yang lalu. Walau proses dari jobtre, usmas, etc etc agak tersendat tertatih ter ter ter pokoknya.
  • Officially got engaged with the man of my love a week after my Graduation Ceremony :p haha keyyy his name is Adib Naufal Rabbani. Yes, I knew, you've been read his name in my last blog. Tapi tetap masih hutang cerita yang kata orang agak kek FTV dikit tentang bagaimana akhirnya bisa ketemu dan melabuhkan hati ke orang satu itu haha.
  • Got my first job few days after my engagement day. Hehehe Alhamdulillah banget Ya Allah, benar-benar nikmat Tuhan mu manakah yang kau dustakan. Alhamdulillah banget emang rejeki udah ada yang ngatur yaa. Dari stress karena lulus lebih lama dibanding teman satu geng lainnya, mulai stress ga dapet kerja, eh alhamdulillah setelah sebulan menunggu kepastian cari kerja dateng job fair sana-sini akhirnya dapet panggilan juga dari SCG Readymix Indonesia (Jayamix by SCG). Terus kayak langsung "ohemji gue suka nonton film Thailand terus keterima di perusahaan Thailand gituu?" hahaha
Jadi, bisa dibilang tiga hal itu lah yang menjadi highlights di tahun 2016 kemarin. Banyak banget yang ingin diceritakan satu-satu bahkan dari tahun 2014 yang lalu huehehehe. Tapi aku berjanji sih akan mencoba menuliskannya satu per satu lagi, as my personal diary lah gapapa yakann. Memasuki 2017 ini, it means kalau dalam hitungan ga sampe tiga bulan lagi akan melepas status lajang dan memulai perjalanan hidup yang baru, dengan status baru, dengan tanggung jawab baru yang ga main-main, pokoknya agak bercampur aduk gitu deh. Ya Allah bener-bener curhat ini aja nulisnya berantakan hahaha.

So, here it is. My best moments of 2016


I am truly grateful for what Allah SWt has given me so much more than I ever expected. Alhamdulillah.. Thank you 2016, I really can't wait for another wonderful moments and journeys to come in 2017!




Love,
Sahe Aulia